Thinking outside the box


Thinking outside the box, dalam bahasa indonesia “Berfikir di luar Kotak” ini adalah Gaya Hidup Positif para penemu. Tidak banyak masalah yang tidak dapat diselesaikan, jika kita berpegang teguh pada teori dan aturan, tetapi banyak sekali.

Aturan disini adalah aturan yang orientasinya ke teori suatu permasalahan. Coba Anda lihat gambar berikut :

Bagaimana cara menghubungkan 9 titik yang membentuk persegi dengan empat garis lurus atau kurang, tanpa mengangkat pena dan tanpa menelusuri jalur yang sama lebih dari sekali? Tidak banyak orang bisa menjawab pertanyaan ini.

Hanya orang kreatiflah yang bisa menyelesaikan teka-teki seperti ini. Anda tidak akan pernah menemukan jawabannya, apabila Anda tidak berani menarik garis keluar dari kotak. Oleh karena itulah untuk memecahkan suatu permasalahan, kadang kita harus keluar dari kotak permasalahan tersebut.

Berikut ini adalah jawaban dari teka-teki tersebut. Berkali-kali Anda mencoba memecahkan teka-teki ini tanpa keluar dari kotak, Anda tidak akan bisa. Karena saya telah mencobanya.

Itulah kenapa banyak orang-orang sukses dalam berbisnis adalah orang-orang praktisi. Karena mereka tidak perduli soal teori dan aturan, mereka ingin berbeda dengan teori, mereka ingin membuat teori baru. Orang yang mengerti teori bisnis, belum tentu bisa praktek berbisnis. Mengapa? Karena dunia ini dinamis, disisi lain teori itu statis dan kaku.

Sedang orang-orang praktisi, mereka menemukan teorinya sendiri, teori elegan dan efisien yang dapat diterapkan pada bisnis mereka sendiri. Dikutip dari Wikipedia : “Di sini tidak ada aturan, kami berusaha menghasilkan sesuatu yang baru.” Thomas A. Edison Apa penyebab orang tidak berani berfikir di luar kotak? Jawabannya satu mereka takut gagal, dan kembali menggunakan cara lama atau teori yang sudah ada.

Sedang orang-orang berhasil adalah orang-orang yang berani gagal. Seperti halnya moto hidup saya “Lebih baik mencoba gagal, daripada gagal mencoba”

By faizack Dikirimkan di publik

Tinggalkan komentar