Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual Telaah Ma’ani al-Hadits tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal


Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual
Telaah Ma’ani al-Hadits tentang Ajaran Islam
yang Universal, Temporal, dan Lokal

oleh Prof. Dr. M. Syuhudi Ismail (1943-1995)
ISBN 979-418-243-5
cet. pertama, 1425 H / 1994
x+98 hlm., 14×21 cm, Rp20.000,-
Hadis Nabi merupakan salah satu sumber utama ajaran Islam di samping Alquran,
mengandung ajaran yang bersifat universal, temporal, dan lokal. Kandungan petunjuk Nabi
dalam suatu hadis mungkin saja sama dengan makna yang tersurat (tekstual) dalam matan,
dan mungkin saja kandungan petunjuk itu sesuai dengan makna yang tersirat (kontekstual)
dari matan hadis yang bersangkutan.

Buku ini menjelaskan adanya hadis-hadis Nabi yang harus dipahami secara tekstual
dan kontekstual. Dengan demikian, akan terhindar pemahaman petunjuk Nabi secara
tidak proporsional.

SEKITAR BENTUK MATAN HADIS NABI DAN CAKUPAN PETUNJUKNYA
☐ Jawami’ al-Kalim
■ Kemampuan Nabi mengemukakan Jawami’ al-Kalim ■ Minuman khamar
■ Mahram karena susuan
☐ Bahasa Tamsil
■ Persaudaraan atas dasar iman ■ Kembali dari Haji seperti bayi
■ Dunia sebagai penjara
☐ Ungkapan simbolik
■ Dajjal ■ Tuhan “turun” ke langit dunia ■ Ususnya orang mukmin dan orang kafir
☐ Bahasa percakapan
■ Amalan yang utama ■ Kata kunci tentang iman ■ Berbuat adil kepada anak
☐ Ungkapan analogi
■ Warna kulit anak dan ayahnya ■ Penyaluran hasrat seksual yang bermakna sedekah

KANDUNGAN HADIS DIHUBUNGKAN DENGAN FUNGSI NABI MUHAMMAD
■ Lima keutamaan Nabi Muhammad ■ Para pelukis yang disiksa
■ Kepala Negara dari Suku Quraisy ■ Pemimpin dari Suku Habsyi
■ Keterbatasan pengetahuan Hakim ■ Hakim berijtihad ■ Cara Nabi berbaring

PETUNJUK HADIS NABI DIHUBUNGKAN DENGAN LATAR BELAKANG TERJADINYA
☐ Hadis yang tidak mempunyai sebab secara khusus
■ Keimanan pezina, pencuri, dan peminum khamar
■ Kewajiban menunaikan zakat al-Fitr ■ Rukyah dan hisab
■ Berpuasa karena melihat bulan
☐ Hadis yang mempunyai sebab secara khusus
■ Yang tidak menyayangi tidak disayangi ■ Urusan dunia ■ Mandi pada hari Jum’at
■ Syair (puisi) dan nanah ■ Syair dan hikmah
☐ Hadis yang berkaitan dengan keadaan yang sedang terjadi
■ Setan dibelenggu dalam bulan Ramadan ■ Wanita menjadi pemimpin
■ Mematikan lampu tatkala hendak tidur ■ Memelihara jenggot dan kumis
☐ Petunjuk hadis Nabi yang tampak saling bertentangan
■ Larangan dan kebolehan buang hajat menghaap Kiblat
■ Wajib dan tidak wajibnya mandi janabah ■ Larangan dan kebolehan menulis hadis
■ Larangan dan kebolehan kawin kontrak (nikah mut’ah)

Dr. Muhammad Syuhudi Ismail
A. Biografi
Dr. Muhammad Syuhudi Ismail dilahirkan di Lumajang, Jawa Timur, pada tanggal 23 April 1943. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat Negeri di Sidorejo, Lumajang, Jawa Timur (1955), ia meneruskan pendidikannya ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) 4 tahun di Malang (tamat 1959); Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) di Yogyakarta (tamat 1961); Fakultas Syari’ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) “Sunan Kalijaga” Yogyakarta, Cabang Makassar (kemudian menjadi IAIN “Alauddin” Makassar), berijazah Sarjana Muda (1965); Fakultas Syari’ah IAIN “Alauddin” Ujungpandang (tamat 1973); Studi Purna Sarjana (SPS) di Yogyakarta (Tahun Akademi 1978/1979), dan Program Studi S2 pada Fakultas Pascasarjana IAIN “Syarif Hidayatullah” Jakarta (tamat 1985).
Mengenai riwayat pekerjaannya, ia pernah menjadi pegawai Pengadilan Agama Tinggi (Mahkamah Syar’iyyah Propinsi) di Ujungpandang (1962-1970); Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni IAIN “Alauddin” Ujungpandang (1973-1978); Sekretaris KOPERTAIS Wilayah VIII Sulawesi (1974-1982), dan Sekretaris Al-Jami’ah IAIN “Alauddin” Ujungpandang (1979-1982). Dalam pada itu, ia aktif pula berkecimpung di bidang pendidikan, terutama dalam kegiatannya sebagai staf pengajar di berbagai perguruan tinggi Islam di Ujungpandang, antara lain pada Fakultas Syari’ ah IAIN “Alauddin” Ujungpandang (sejak 1967); Fakultas Tarbiyah UNISMUH Makassar di Ujungpandang dan Enrekang (1974-1979); Fakultas Ushuluddin dan Syari’ah, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Ujungpandang (1976-1982), dan pada Pesantren IMMIM Tamalanrea, Ujungpandang (1973-1978).
Di samping tugas-tugasnya sebagai pegawai dan pengajar, penulis giat pula dalam membuat karya-karya tulis dalam bentuk makalah, penelitian, bahan pidato, artikel, maupun diktat, baik untuk kepentingan kalangan IAIN “Alauddin” sendiri, atau untuk forum ilmiah lainnya, juga untuk dimuat dalam majalah atau suratkabar yang terbit di Ujungpandang atau di Jakarta. Bahkan telah ada pula karya tulisnya yang telah diterbitkan sebagai buku teks, seperti Pengantar Ilmu Hadis dan Menentukan Arah Kiblat dan Waktu Salat (keduanya diterbitkan di Bandung, 1987). Buku Kaedah Kesahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan llmu Sejarah yang sedang anda hadapi ini berasal dari disertasi penulis untuk meraih gelar Doktor dalam bidang Ilmu Hadis pada Fakultas Pascasarjana IAIN “Syarif Hidayatullah” Jakarta (Program Studi S3, tamat 1987).
Sementara itu, banyak pula makalah-makalah yang telah penulis susun, baik yang ditulis selama ia mengikuti Studi Purna Sarjana di Yogyakarta maupun ketika ia mengikuti program-program S2 dan S3 di Jakarta. Ia juga turut menyumbangkan 13 judul entry untuk Ensiklopedi Islam (Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI, Jakarta, 1987/1988).
Tugas formal beliau dewasa ini adalah sebagai staf pengajar (Pembina/Lektor) pada Fakultas Syari’ah IAIN “Alauddin” Ujungpandang.[1]
B. Karya-karya
1. Kaedah Keshahihan Sanad Hadits
Telaah Kritis dan Tinjauan dengan Pendekatan Ilmu Sejarah
2. Metodologi Penelitian Hadis Nabi
3. Hadits Nabi menurut pembela, pengingkar dan pemalsunya
4. Ikhtisar Mushthalah Hadits
C. Pemikiran
M. Syuhudi Ismail adalah seorang ulama dan intelektual yang cukup besar pengaruhnya di Indonesia di bidang Hadis dan Ulumul Hadis. Salah satu pemikirannya yaitu tentang metode pemahaman terhadap matan hadis dalam bukunya yang berjudul “Hadis nabi yang tekstual dan kontekstual : telaah ma’ani al hadis tentang ajaran Islam yang universal,temporal dan local “. Menurut beliau bahwa ada matan hadis yang harus dipahami secara tekstual, kontekstual dan ada pula yang harus dipahami secara tekstual dan kontekstual sekaligus. Ini menunjukan bahwa kandungan hadis Nabi itu ada yang bersifat universal,temporal dan local.

Adanya pemahaman hadis yang tekstual dan kontekstual menurut M. Syuhudi memungkinkan suatu hadis yang sanadnya sahih atau hasan tidak dapat serta merta matannya dinyatakan daif atau palsu hanya karena teks hadis tersebut tampak bertentangan. Metode yang ditawarkan oleh M. Syuhudi ini cukup berperan dalam mengantisipasi perkembangan zaman dengan memanfaatkan teori berbagai disiplin ilmu pengetahuan, misalnya sosiologi,psikologi, bahasa dan sejarah. Hal ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan oleh M. Syuhudi adalah sebagai upaya membumikan hadis Nabi sebagai sumber pokok ajaran Islam.
Karya M. Syuhudi Ismail yang berjudul Metodologi Penelitian Hadis Nabi, merupakan contoh literatur hadis tingkat lanjutan dan memiliki kualifikasi ilmiah yang sejajar dengan para penulis literatur hadis yang berasal dari Arab dan negeri yang lain[2].
Muhammad Syuhudi Ismail lebih fokus untuk mendalami hadis–secara umum konsentrasi beliau dalam bidang hadits boleh dikata otodidak, karena pada awalnya beliau hanya memenuhi tugas akademik–baik ulum al-Hadis maupun matan hadis sendiri. Fatchur Rahman lebih mirip dengan Syuhudi Ismail yakni lebih konsentrasi pada hadis saja. Karyanya yang berjudul Ikhtisar Musthalah al-Hadits menggambarkan kecenderungannya mendalami ilmu hadits. Begitupun yang dilakukan oleh Utang Ranuwijaya. Sementara ahli hadis yang muncul setelah pertengahan abad ke-20 mulai konsentrasi pada hadis wa ulumuh yang diawali oleh Syuhudi Ismail. Ismail, H.M. Syuhudi. Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: Bulan Bintang, 1415 H/1994 M. Di bidang penelitian hadis, literatur yang digunakan juga telah memadai untuk digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian secara mandiri terhadap sanad dan matn hadis. Karya Mahmud Tahhan, Nur al-Din ‘Itr dan Salah al-Din al-Idlibi merupakan literatur tingkat lanjutan dalam kajian hadis.

________________________________________
[1] http://thkhusus.wordpress.com/2010/01/03/teknik-penyajian-dan-penulisan-hadis/
http://www.webmii.es
[2] http://digilib.uin-suka.ac.id

http://makalahtafsirhadits.blogspot.com/2011/01/dr-muhammad-syuhudi-ismail.html
http://www.bulanbintang.co.id/buku_msi-4.htm

Tinggalkan komentar